Monday, December 13, 2010

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Perdagangan di Internet / E-commerce
Perdagangan yang dilakukan melalui internet sudah menjadi trend sejak beberapa tahun lalu melalui situs web, iklan internet, maupun jejaring sosial. Adanya e-commerce, E-bay dan sistem transaksi secara online merupakan suatu bentuk interaksi sosial manusia yang dilakukan tanpa kontak fisik, melainkan melalui dunia maya.
Secara harfiah arti kata electronic commerce adalah perdagangan secara elektronik. Berdasarkan Ensiklopedia Britannica, e-commerce adalah menjalankan bisnis dan menjual informasi, layanan, dan komoditi melalui jaringan telekomunikasi komputer. Jika ditarik ke belakang, e-commerce bermula dari standar pertukaran dokumen bisnis, seperti dokumen order atau invoice, antara pemasok dan konsumen perusahaan pemasok. Salah satu standar teknologi e-commerce awal ini yang dikembangkan pemerintah Amerika Serikat tahun 1975 adalah EDI atau electronic data interchange.
Ketika kemudian muncul piranti lunak penjelajah internet berbasis grafik untuk mengakses situs web, hampir semua e-commerce bermigrasi ke internet. Barulah kemudian muncul situs - situs e-commerce di internet seperti di Amazon.com yang menjual buku.
Penggolongan e-commerce yang lazim dilakukan orang adalah berdasarkan sifat transaksinya. Tipe – tipe e-commerce dapat dibedakan seperti dibawah ini :
1. Business - to - business (B-to-B).
Tipe ini paling banyak digunakan dan pada tipe ini menggunakan IOS. Contoh: Perusahaan Intel dalam menjual chip ke perusahaan computer.
2. Business - to - consumer (B-to-C)
Merupakan transaksi eceran dengan pembeli perorangan. Contoh: perusahaan atau toko online dalam menjual produk ke konsumen.
3. Consumer - to - consumer (C-to-C)
Pada tipe ini seorang konsumen menjual secara langsung kepada konsumen lainnya. Contoh: seseorang menjual handphone miliknya ke konsumen lain.



II.2 Keuntungan E-commerce
Dalam pasar nyata, diperjualbelikan barang-barang pada umumnya. Pada dasarnya semua jenis barang tersebut juga dapat ditawarkan di e-commerce , namun contoh produk yang akan saya bahas karena banyak diperdagangkan adalah e-book. E-book banyak diperdagangkan karena tidak membutuhkan jalur distribusi dari produsen ke konsumen akhir. Konsumen tinggal men-download sendiri materi yang dibeli setelah memperoleh otorisasi dari penerbit e-book. Tentunya otorisasi diberikan setelah pembayaran dilakukan.
Selain tidak memerlukan jalur distribusi, perdagangan di dunia internet juga tidak memerlukan pergudangan. Tidak perlu menyimpan barang. Tidak ada istilah kulakan (dalam bahasa jawa). Sehingga modal awal yang diperlukan juga cukup kecil. Modal ini diperlukan untuk membeli dahulu e-book yang akan kita pasarkan. Harga pembelian relatif terjangkau sehingga memasuki dunia e-commerce tidak sulit bagi orang kebanyakan.
Produsen dalam pasar nyata adalah pabrikan, setidaknya industri rumah tangga. Tidak mudah kalau kita ingin menjadi produsen, meskipun hanya produsen kue untuk dititip ke warung tetangga. Hal ini juga berlaku di dunia internet marketing. Saya membayangkan tidak mudah untuk menjadi sebuah penulis e-book, namun setidaknya modal yang dibutuhkan tidaklah sebanyak bila hendak membuat suatu produk fisik.
Kalau kita mencari barang yang akan kita jual di dunia nyata, kita harus membeli dahulu barang itu di pasar, baik pasar tradisional atau pusat perbelanjaan modern. Banyak pasar yang bisa kita datangi. Demikian juga di dunia internet, pasar begitu banyak dan beragam. Kita harus telaten berjalan-jalan di pasar-pasar itu (surfing / browsing). Jangan mudah terkecoh pada satu pasar sebelum melakukan perbandingan dengan pasar yang lain. Masukkan kata kunci (keyword) yang sesuai dengan minat anda di situs pencari. Ingat, persaingan di e-commerce sudah mulai ketat, sehingga penawaran yang serupa atas topik sama cukup banyak.
Keuntungan lain berjualan di dunia maya, yaitu tidak mengenal hari libur, hari besar, siang atau malam. Karena itu muncul istilah bisnis di internet adalah bisnis 24/7 yang artinya 24 jam sehari tujuh hari dalam seminggu bisnis dapat berjalan terus tanpa henti.
Selain itu, e-commerce tidak mengenal batas negara. Anda yang tinggal di Indonesia bisa membeli buku di Amazon.com, asal memiliki akses ke internet. Sanak-famili anda di India, Korea, Cina, Hongkong, atau Singapura, bisa mengirim rangkaian bunga dalam hitungan jam atau hari kepada anda melalui Indokado (www.indokado.com) dan Indoflorist (www.indoflorist.com). Atau sebaliknya, anda bisa mengirimkan bunga dan bingkisan lainnya kepada rekanan bisnis anda di Cina, Hongkong, Singapura, Korea, Malaysia, dan bahkan di India hanya dengan mengklik kedua situs itu.

II.3 Hambatan E-commerce
Hambatan perkembangan e-commerce paling besar adalah masalah kultur dan keamanan. Terutama di negara - negara Asia, orang Asia lebih mempercayai transaksi bisnis face to face. Orang Asia, termasuk orang Indonesia, rasanya tidak bisa melaksanakan bisnis jika tidak bertatap muka dengan rekanan bisnis mereka. Orang Asia harus melihat, memegang, merasakan, dan memastikan bentuk, warna, ukuran, secara nyata sebelum membeli suatu barang. Mereka tidak puas dan kurang yakin jika membeli barang hanya melihat foto atau gambarnya saja.
Berbeda dengan orang Amerika Serikat atau orang Barat, mereka sudah terbiasa berbelanja melalui katalog yang dikirim ke rumah mereka. Mereka tinggal memilih barang, memposkan formulir pembelian yang sudah diisi lengkap dengan nomor kartu kredit, kemudian menunggu barang pesanannya diantar ke rumah. Karena itu e-commerce (B-to-C, B-to-B, maupun C-to-C) lebih cepat berkembang di Amerika Serikat atau negara Barat lainnya dibandingkan negara - negara Asia, apalagi Indonesia.
Hambatan kedua adalah masalah keamanan. Berita - berita di media massa lebih banyak mengungkapkan kriminalitas di internet, seperti pencurian nomor kartu kredit, dibandingkan kenyamanan, keamanan, efisiensi, dan keberhasilan transaksi e-commerce di internet. Berita - berita itu malah membuat konsumen menjadi takut bertransaksi melalui internet.
Padahal transaksi menggunakan kartu kredit di internet tidak lebih beresiko dibandingkan transaksi normal. Saat membeli buku secara online di Internet, nomor kartu kredit diacak dahulu sebelum dikirim ke bank atau perusahaan online. Bandingkan dengan pembayaran kartu kredit di restoran. Cukup lama kartu kredit anda berada di kasir sebuah restoran tanpa anda ketahui apa yang terjadi di dalam. Cukup waktunya untuk mencatat nomor kartu atau bahkan mengkopi kartu kredit anda. Kebiasaan membuang lembar bukti transaksi kartu kredit juga beresiko dimanfaatkan orang yang berniat jahat.

No comments:

Post a Comment