Tuesday, March 8, 2011

Tugas IBD Bab 3. Manusia dan Cinta Kasih

Bab III Manusia dan Penderitaan

Nama : M.NOVANTO.J
Kelas  : 1IA09
NPM   : 54410774
 




Manusia dan Penderitaan


Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansakerta yang artinya menahan atau menanggu. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan bisa dapat dari lahir batin. Intensitas penderitaan bertingakat-tingkat, ada yang berat maupun yang ringan. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, yang dapat risiko hidup. Tuhan memberikan manusia sebuah kesenangan atau kebahagian kepada umatnya, tetapi juga dapat memberikan penderitaan yang terkkadang manusia sadar. Banyak berbagai kasus penderitaan terhadap dalam kehidupan. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam kehidupannya? Manusia dapat menyembuhkan penderitaannya dengan cara menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. 
Penderitaan merupakan  realita dunia dan manusia. Berat tidaknya intensitas penderitaan, tergantung pada  peranan individu itu sendiri. Contohnya anda menganggap ini semua penderitaan, belum tentu orang lain menganggap ini sebuah penderitaan. Penderitaan itu bertingkat-tingkat, ada yang ringan dan ada juga yang berat. Tergantung anda sendiri yang menghadapinya. Penderitaan belum tentu tidak bermanfaat, dibalik setiap penderitaan ada hikmah yang bisa anda petik tetapi ada juga yang merasa hidupnya makin kelam. Maka dari itu,hendaklah anda bersyukur dengan apa yang terjadi dalam hidup ini.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya?. Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya.

Siksaan


 
Siksaan adalah perbuatan sengaja dengan menyebabkan nyeri fisik dan nyeri mental pada seseorang. Dalam bahasa Indonesia kita masih mempunyai kata "pesakitan" yang agaknya penyiksaan sebagai latar belakangnya. Yang paling sering menjadi korban penyiksaan adalah orang yang dianggap tak bernilai,narapidana dan tahanan perang. Tidak mengherankan ketika HAM mulai ditetapkan secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, penyiksaan langsung dimasukkan dalam praktek yang dilarang. Dalam Deklarasi Universal HAM (1948) dikatakan dengan tegas bahwa tak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan dengan cara kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan (Pasal 5). Dalam Konvensi Jenewa (1949) yang mengatur perlakuan terhadap tahanan perang ditetapkan: Penyiksaan fisik atau mental, atau bentuk paksaan lain apa pun tidak boleh dikenakan pada tahanan perang" (art. 17).
Penyiksaan sangat bertentangan dengan HAM. Orang yang melakukan penyiksaan dianggap telah melanggar HAM. Argumen yang paling kuat melawan penyiksaan berasal dari konteks etika. Dengan melibatkan diri dalam praktek penyiksaan, orang kehilangan (sekurang-kurangnya sebagian) martabatnya sendiri.
juga dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Seseorang dapat mengalami siksaan, yang dapat menimbulkan penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari yang sering banyak terjadi. Contohnya: terjadi pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan lain-lain.

3 Siksaan yang Bersifat Psikis:
  • Kebimbangan, terjadi pada saat seseorang tidak dapat menentukan pilihan yang ia ambil atau tidak bias mengambil keputusan.
  • Kesepian, merupakan perasaan sepi, sendiri, meskipun berada di tempat yang ramai.
  • Ketakutan, adalah reaksi emosional terhadap budaya.
Studi Kasus
Berita dari Antara:
SEJUMLAH SUAMI LAPORKAN ISTRI KARENA TERSIKSA PSIKIS
Malang, 18/10 (ANTARA) – Tiga orang suami warga Kabupaten Malang, Jawa Timur, melaporkan istrinya masing-masing ke Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Pemkab setempat, karena mengalami siksaan psikis.
Kepala KPPA Kabupaten Malang Dra. Kamti Astuti, Sabtu, mengatakan, ketiga suami yang melaporkan istrinya ke KPPPA itu rata-rata mengalami siksaan psikis seperti berkurangnya rasa hormat sang istri dan tidak mau melayani kebutuhan biologis suami.
Menurut Kamti, siksaan psikis yang dialami ketiga pria itu juga masuk kategori Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), hanya saja biasanya KDRT itu dialami perempuan sekarang yang mengalami laki-laki (suami). Berdasarkan pengakuan ketiga pria tersebut, katanya, istri mereka berubah perilakunya secara drastis setelah pernikahan padahal ketika masih pada masa pacaran para perempuan itu bersikap baik dan manis.
“Kami sudah mempertemukan kedua belah pihak dan hasilnya memang terjadi dan terbukti sesuai laporan ketiga pria yang berstatus suami itu. Kasus ini sudah kami selesaikan secara musyawarah,” kata Kamti.
Menyinggung kasus yang ditangani Ruang Pengaduan dan Konsultasi (RPK) KPPPA Pemkab Malang, Kamti mengatakan, selama kurun waktu 2008 (data hingga September) pengaduan dari masyarakat sebanyak 101 kasus (pengaduan) termasuk tiga kasus KDRT yang dialami ketiga suami tersebut. Dari 101 pengaduan yang diterima dari berbagai pihak itu, 80 persen diantaranya tengah ditangani dan sebagian besar sudah tuntas baik penyelesaian melalui jalan musyawarah maupun melalui proses persidangan di Pengadilan Negeri (PN). Ia mengatakan, penanganan kasus di RPK KPPPA juga melibatkan berbagai pihak termasuk psikolog, advocad, dokter dan kepolisian.
“KPPPA membuka pintu lebar-lebar bagi pasangan suami-istri yang menndapat perlakuan tidak menyenangkan baik kekerasan fisik maupun psikis untuk melapor. Kami siap membantu,” katanya menambahkan.
Pada tahun 2007, KPPPA Pemkab Malang telah menangani sekitar 120 pengaduan kasus KDRT dan Perdagangan Perempuan (trafficking).

Kekalutan Mental


Secara sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar. Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah

  • nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak nafas, demam, nyeri pada lambung
  • nampak pada kejiwaan dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Gejala-Gejala timbulnya kekalutan mental adalah sebagai berikut :
  • kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna
  • terjadi konflik sosial budaya
  • Cara pematangan batin salah dengan memberi reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Ketakutan mental yang dialami seseorang dapat mendorong ke arah positif maupun negatif. Positif seperti trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup. Sedangkan yang berdampak negatif yaitu trauma yang dialami seseorang diperlarut sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat ketidaktercapaian apa yang diinginkan. Tahap Bentuk frustasi antara lain :
  • Agresi berupa kemarahan yang melupa luap akibat emosi yang tak terkendali secara fisik.
  • Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak – kanakan
  • Fikasi adalah peletakan pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap) misalnya membisu
  • Proyeksi merupakan usaha atau memproyeksikan kelemahan dan sikap – sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
  • Identifikasi adalah menyamakan diri sendiri dengan seseorang yang sudah sukses salam imaginasinya.
  • Narsisme adalah self love berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya superior daripada orang lain.
  • Autisme adalah menutup diri secara total dari dunia riil, dan tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat sinting.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
a. kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b. terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan dirinya lagi, misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang desa yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya dulu.
c. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam kehidupan.
b. Negatif : trauma yang dialami diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.

Beberapa Bentuk frustasi antara lain :
1)    agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitamya.
2) regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
3) fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4) proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai yang terjungkit.
5) identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6) narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7) autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, is puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting. Penderita kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1) kota-kota besar yang banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
2) anak-anak muda usia yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3) wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
4) orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
5) orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanya-banyaknya.

PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia, sebagai contoh pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap oleh majikannya yang mengakibatkan majikannya tersebut harus berurusan dengan Hukum dan dijobloskan kedalam penjara.
b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
Penderitaan manusia juda dapat juga terjadi karena siksaan azab tuhan, namun atas kesabaran dan tawakal dan optimism merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu . contoh seorang anak yang lahir dalam keadaan buta, namun berkat doa dan ketabahan orang tuanya, ia disekolahkan dan memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga walaupun ia tidak mampu melihat tetapi ia memiliki kecerdasan luar biasa.
Pengaruh yang akan terjadi pada seseorang jika mengalami penderitaan


Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna” ,”nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya
Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.

 
Opini :


Menurut pendapat saya penderitaan adalah salah satu bentuk cobaan yang diberikan Tuhan untuk kita. Dan percayalah bahwa dibalik cobaan itu pasti Tuhan mempunyai rencana lain untuk kita. Rencana dalam hidup, sebuah takdir yang nantinya bisa membawa kita dalam sebuah kenikmatan baik di dunia maupun di akhirat. Dan percayalah ujian yang diberikan oleh tuhan yang maha esa itu kita sanggup lewati, pasti ada jalan keluarnya, jika di analogikan ibarat sebagai pabrik gembok, mereka tidak hanya memproduksi gemboknya, tetapi juga kuncinya, dari itulah tidak mungkin tuhan menguji kita tanpa ada kunci/ jalan keluarnya, mulai hari dengan semangat, percaya kita bisa melalui penderitaan ini, dan jangan menampung penderitaan sendiri, karena kita akan setres, kita harus membagi masalah kita dengan orang lain dengan cara curhat, penting sekali untuk mempunyai sahabat untuk diajak curhat tentunya mencari sahabat juga jangan sembarangan, jangan yang orangnya tidak bisa dipercaya, kalau ada masalah kan jadi gaenak, dan kalau kamu putus asa, ingatlah tuhan mu yang maha esa, berdoa dan berusaha, toh jgua penderitaan yang kita alami ini belum seberapa sama penderitaan orang lain, diluar sana masih banyak orang yang menderita, jangan Cuma karena putus terus patah hati eh malah males2an serta tidak mau bangkit, sadar! Kita harus bangkit, move on! Hidup terus berjalan, waktu terus berputar, gapai cita2 kita yang lebih tinggi berbakti kepada orang tua, jadilah orang yang berguna setidaknya untuk keluarga. Penderitaan yang kita alami belum tentu bencana untuk kita. Sebagai manusia seharusnya kita selalu bersyukur, termasuk bersyukur kalau mendapatkan cobaan dari Tuhan. Karena dengan adanya cobaan dari tuhan yang maha esa kita semakin berkembang, pilihan ada ditangan kita, kita mau berkembang maju dengan menyelesaikan masalah yang ada dan berdoa atau hanya diam tidak berkembang menjadi senditif dan lama lama gila (naudzubilah) saya sih ogah iih, hehe.. siapa yang mau jadi gila, tapi kalo gilanya tergila2 oleh cinta gapapa :P tapi jangan sampe patah hati trus ga bisa bangkit, SEMANGAT!!!



Sumber :

No comments:

Post a Comment